PENANGANAN LUKA DAN PENDARAHAN


RAHASIA
 

PENANGANAN LUKA DAN PENDARAHAN

BAB I
PENDAHULUAN



1.         Umum.

a.         Kesalahan – kesalahan yang fatal sering terjadi dalam menanggulangi korban luka tembak di lapangan akan berakibat penderitaan dan cacat tubuh yang lebih parah dari penderita / korban.    Oleh karena itulah pengetahuan dasar mengenai perawatan luka tembak perlu dikuasai.

b.         Pengetahuan tentang perawatan luka tembak sangat penting  bagi setiap petugas kesehatan di lapangan terutama yang bertugas di medan tempur, karena luka tembak sering ditemukan.

c.         Dengan dukungan yang maksimal dari petugas kesehatan di lapangan akan menambah moril pasukan semakin tinggi.


2.         Maksud dan Tujuan.

a.         Maksud. Naskah Departemen ini disusun untuk memberikan gambaran tentang Penanganan Luka dan Pendarahan.

b.         Tujuan.  Naskah Departemen ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai pedoman bagi gumil dalam memberikan pelajaran tentang Penanganan Luka dan Pendarahan, serta sebagai referensi bagi Bintara Siswa Perawatan Kesehatan  Lapangan dalam proses belajar mengajar.


3.         Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a.         Ruang Lingkup.       Ruang lingkup naskah  departemen ini memuat tentang penanganan luka dan pendarahan.







RAHASIA
b.         Tata Urut.       Naskah departemen ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1)            Pendahuluan.
2)            Penanganan luka tembak :
a)            Jenis luka tembak
b)            Prinsip dasar penanganan luka tembak
c)            Penanganan berbagai macam luka tembak
3)            Penanganan luka tusuk/iris :
a)            Perawatan luka lusuk dan luka iris
b)            Eksplorasi dan penutupan luka.
c)            Teknik menjahit luka
4)            Penanganan trauma listrik.
5)            Penanganan luka bahan kimia
6)            Penanganan perdarahan
a)            Jenis-jenis pendarahan
b)            Teknik penghentian pendarahan
c)            Teknik pemasangan infus
d)            Terapi cairan intra vena
7)            Evaluasi .
8)            Penutup.


4.         Referensi.

            a.         Buku khusus penyegar dan penambah ilmu Kedokteran XV FKUI.
b.            Buku petunjuk tehnik tindakan medis darurat  nomor : 3 – 001.
c.            Naskah sekolah tentang traumatologi
d.         Naskah sekolah tentang longdarlap



BAB II

PENANGANAN  LUKA TEMBAK




5.         Umum.    Pada  bab ini akan dibahas adanya berbagai jenis luka tembak  yaitu merupakan luka yang disebabkan dari tembakan dengan jarak tembak yang berbeda-beda sehingga menyebabkan luka yang berbeda pula , untuk jelasnya akan terlihat gambaran tiap luka yang disebabkan dengan jarak tembak  tersebut.


6.         Jenis Luka Tembak.      Anak peluru setelah dilepaskan  pada suatu tembakan, akan  berada pada lintasannya bersama – sama dengan partikel  sisa pembakaran mesiu yang tidak habis terbakar, asap serta udara  panas.   Perbedaan massa masing – masing partikel tadi disebabkan daya capainya berbeda – beda.    Karenanya luka tembak masuk  akan mempunyai gambaran yang berbeda tergantung pada jarak antara laras senjata dan sasaran.    Berdasarkan jarak tersebut diatas dapat dibedakan dalam beberapa jenis luka tembak masuk sebagai berikut :

a.            Luka tembak masuk jarak jauh.
b.            Luka tembak masuk jarak dekat.
c.            Luka tembak masuk jarak sangat  dekat.
d.            Luka tembak tempel.
e.            Luka tembak keluar.


7.         Prinsip Dasar Penanganan Luka Tembak.

a.            Cari sumber perdarahan.
b.            Tekan langsung, gunakan pembalut.
c.            Jika pembalut dibasahi darah , tambahkan lagi di atasnya.
d.            Untuk perdarahan hebat jangan buang waktu untuk mencari pembalut
e.            Jika luka hanya kecil dan perdarahannya sedikit, bersihkan dengan alkohol 70% atau betadhin.
f.             Jika terjadi shock berikan infus Na Cl 0,9%
g.         Infeksi dan Pencegahannya :
1)         Jangan sekali – kali menyentuh luka dengan tangan atau alat yang kotor.
2)         Jangan mencuci luka dengan air yang tidak steril.
3)         Bersihkan luka dengan bahan antiseptik.
                        4)         Tutup luka dengan kassa steril.

8.         Penanganan Berbagai Macam Luka Tembak.   Pada prinsipnya penanggulangan luka tembak adalah suatu tindakan bedah yang bertahap.  Tahap pertama adalah tindakan debridement yang agresif dan sesudah  yakin bersih, luka dibiarkan terbuka tidak boleh dilakukan penutupan / penjahitan luka primer.   Bila kemudian hari ternyata hasil debridement pertama belum baik  debridement ulang dapat dilaksanakan.  Tahap ke dua dilaksanakan pada saat luka sudah tenang, tak ada lagi tanda – tanda infeksi pada luka, dan korban sudah bebas dari pengaruh trauma yang didapatnya, berupa tindakan penutupan luka primer kemudian ( Delayed Primary Closure ) atau sekunder untuk memperkecil luas luka dengan penjahitan kulit atau tindakan skin graff.  Tindakan ini dikerjakan biasanya 5 – 10 hari sesudah tindakan tahap pertama.  Langkah – langkat tindakan debridement :

a.            Insisi kulit.
b.            Irigasi / pembilasan luka.
c.            Pembuluh darah.   Lakukan ligasi pada sumber perdarahan.
d.            Eksisi dari jaringan yang non vital.
e.            Sesudah terjadi luka baru, luka dibiarkan terbuka.
f.             Immobilisasi daerah luka.
g.            Pada luka yang mendapat infeksi tindakan debridement dapat diulang secara hati – hati.

h.         Perawatan Terbuka :

1)         Bersihkan luka dari kuman dengan bahan antiseptik seperti mercurohrom, betadin atau alkohol.

2)         Biarkan luka dalam keadaan terbuka.


9.         Evaluasi.

a.         Sebutkan faktor apa saja yang menimbulkan berat ringannya luka
           tembak ?

            b.         Sebutkan  perawatan perdarahan pada luka tembak ?

            c.         Bagaimanakah perawatan luka tembak terbuka ?
           


BAB  III
PENANGANAN LUKA TUSUK /IRIS



10.       Umum.           Bila  terjadi  luka  tusuk  baik  yang bendanya tertancap maupun tidak
tertancap tindakan yang harus kita lakukan harus dengan segera karena akibat yang utama dari luka ini akan terjadi perdarahan dan infeksi. Oleh sebab itu sebagai seorang petugas kesehatan harus tahu benar tanda – tanda luka tusuk baik yang bendanya tertancap maupun tidak tertancap dan luka iris tanda – tanda yang nampak langsung terlihat adalah adanya perdarahan yang banyak karena pembuluh darah yang terpotong lebih banyak. Hal ini harus ditangani dengan segera, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada korban terutama pada luka iris yang dalam


11.       Perawatan Luka Tusuk dan Luka Iris.

            a.         Luka Tusuk

                        1)         Periksa keadaan umum korban, Kesadaran , Tensi dan Nadi.

                        2)         Menghentikan pendarahan, Jika luka di lengan dan tungkai bersihkan luka dengan betadin 10 %, Selanjutnya luka ditutup dengan pembalut cepat atau pembalut penekan untuk mencegah pendarahan yang lebih hebat. Jika luka pada daerah dada, perut, leher dan kepala bersihkan luka dengan menggunakan betadin 10 % kemudian ditutup dengan kassa steril kemudian balut dengan kain segitiga.

                        3)         Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan atau pendarahan yang keluar.

4)         Siapkan untuk evakuasi secepat mungkin.

5)         Penanganan Luka Tusuk :

a)         Periksa keadaan umum korban ; kesadaran , nadi dan tensinya.

b)         Usahakan benda yang tertancap pada tubuh korban jangan sampai lepas atau bergerak kedalam maupun keluar akan mengakibatkan rusaknya jaringan yang lain.

c)         Fiksasi benda yang tertancap pada tubuh korban dengan menggunakan pembalut penekan atau pembalut cepat yang salah satu sisinya digunting sebagai pengkait benda yang tertancap.

d)         Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan atau pendarahan yang keluar.

e)         Segera siapkan untuk evakuasi.

b.         Luka Iris.        luka iris tanda – tanda yang nampak langsung terlihat adalah adanya perdarahan yang banyak karena pembuluh darah yang terpotong lebih banyak. Hal ini harus ditangani dengan segera, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada korban terutama pada luka iris yang dalam

                        1)         Periksa keadaan umum korban, kesadaran , nadi dan tensinya

                        2)         Membersihkan luka dengan betadin 10 % dengan menggunakan kain kassa steril.

3)         Balut dengan plester apabila pendarahan dari pembuluh rambut
( kapiler ).

4)         Korban tidak perlu di evakuasi cukup dengan istirahat.

5)         Penanganan Luka Iris :

a)         Periksa keadaan umum korban, kesadaran , nadi dan tensinya.

b)         Membersihkan luka dengan betadin 10 % dengan menggunakan kain kassa steril, selanjutnya luka ditutup dengan pembalut cepat atau pembalut penekan untuk mencegah pendarahan yang lebih hebat.

c)         Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan atau pendarahan yang keluar.

                                    d)         Korban segera di evakuasi .
12.       Eksplorasi dan Penutupan Luka.

a.         Penanganan Pendarahan pada Luka Tusuk

                        1)         Membalut dengan pembalut penekan jika pendarahan dari vena
                      maupun kapiler.

            2)         Jika pendarahan memancar ( pendarahan dari pembuluh darah nadi )
           jepit dengan klem arteri sampai pendarahan berhenti, kemudian balut
           dengan pembalut penekan.

b.         Pencegahan Infeksi akibat Luka Tusuk.

1)         Bersihkan luka dengan cepat memakai kassa steril yang telah                     dibasahi dengan betadin / alcohol / mercurocrom.

2)         Hentikan pendarahan dengan cara membalut dengan pembalut penekan, Jika pendarahan memancar ( pendarahan dari pembuluh nadi ) jepit dengan klem arteri sampai pendarahan berhenti, kemudian balut dengan pembalut penekan.

3)         Jika pendarahan banyak berikan cairan infus NaCl 0,9 % dan RL.

           c.          Penanganan Pendarahan pada Luka Iris

                        1)         Balut  dengan plester apabila pendarahannya merembes berarti  pen-
                      darahan dari pembuluh rambut ( kapiler ).

                        2)         Balut dengan pembalut penekan jika pendarahan dari vena.

            d.         Pencegahan Infeksi Akibat Luka Iris.

1)         Bersihkan luka dengan cepat memakai kassa steril yang telah dibasahi dengan betadin / alkohol / mercurocrom.

2)         Hentikan pendarahan dengan cara membalut dengan pembalut penekan , jika pendarahan bukan pendarahan dari pembuluh nadi.

3)         Jika pendarahan hanya merembes saja cukup  ditekan dengan kassa steril kemudian diplester.

4)         Jika pendarahan banyak berikan cairan infus NaCl 0,9 % dan RL.


13.       Teknik Menjahit Luka.

a.         Macam benang jahit yang digunakan adalah :
                        1)         Jahit fascia dengan sutera 03/02
                        2)         Jahit otot dengan chromic 030/02
                        3)         Jahit subcutan dengan catgut 03
                        4)         Jahit kulit dengan sutera 03/02 untuk daerah muka 05
           

b.         Kondisi luka :

                        1)         Dijahit bila terjadinya luka tidak lebih dari 6 jam
                        2)         Luka selalu dicuci dengan H2O2 / Rivanol
                        3)         Usahakan pinggir luka rata
                        4)         Gunting pinggir luka yang tidak beraturan

c.         Pelaksanaan :
           
1)         Lakukan tindakan aseptis dan antiseptis dengan yodium 3 % lalu dengan alkohol 70 % khusus untuk daerah inguinal, genital, perineal, yodium 3 % tidak boleh digunakan, diganti dengan bethadin 10 %
                        2)         Pasang duk steril
                        3)         Anestesi infiltrasi sekeliling luka dengan procain 1-2 %
                        4)         Bersihkan dan cuci luka dengan H2O2 (peroksida) dan ratakan bila pinggir luka tidak beraturan.
5)         Perhatikan kondisi jaringan yang harus dijahit yaitu apakah otot, fascia, lemak subcutis dan kulit.
6)         Penjahitan kedua sisi pinggir luka pada permukaan kulit harus rata dan rapi.
7)         Bersihkan sekitar jahitan dengan alkohol, beri bethadin tutup jahitan dengan kain kasa.
8)         Penderita beri antibiotika, ATS dan Toxid diberikan pada sebelum jahit luka pada pemeriksaan pertama dan berikan analgetik.

           

14.       Evaluasi.

            a.         Bagaimanakah penanganan luka tusuk yang bendanya tertancap ditubuh ?
            b.         Bagaimankah cara mencegah terjadinya infeksi pada luka tusuk ?
c.         Bagaimanakah cara penanganan  luka iris yang dalam ?
d.         Bagaimanakah cara menghentikan perndarahan pada luka iris ?
e.         Jelaskan teknik menjahit luka !
           






BAB IV
PENANGANAN LUKA  LISTRIK


15.       Umum.           Seseorang dikatakan terkena arus/aliran listrik, apabila terjadi suatu lintasan dari arus listrik melalui badan orang tersebut. Aliran listrik dengan tegangan rendah tidak akan berarti, akan tetapi bila aliran listrik itu bertegangan tinggi, maka mungkin dapat mengakibatkan kecelakaan yang mematikan.

16.      Penyebab, Gejala dan Tindakan Pertolongan :

a.         Sebab-sebabnya :

1)         Listrik
2)         Petir

b.         Gejala-gejalanya :

1)         Gejalanya :

a)         Otot-otot berkontraksi
b)         Pingsan atau mati suri
2)         Gejala setempat.      Pada tempat yang terkena arus listrik timbul luka bakar, sehingga pengobatannya tidak berbeda dengan luka bakar yang lain.
c.         Penanganannya  :  Untuk memberikan pertolongan pada orang yang terkena sengatan listrik, kita bagi pertolongan itu ke dalam 3  bagian :
1)         Persiapan
a)         Memakai sarung tangan karet atau kain yang tebal dan kering.
b)         Berdiri di atas karpet tebal atau pada kain yang tebal dan kering
c)         Dengan sepotong kayu atau tongkat yang kering diusahakan membebaskan korban dari kawat listrik. (Ingat hal ini bahaya sekali bagi penolong).
2)         Pelaksanaan.
a)         Aliran listrik diputuskan dulu, dan bila hal ini tidak mungkin dikerjakan, maka diusahakan untuk mengalirkan arus listrik ke tanah, sehingga korban bebas dari arusnya.  Hal ini dapat dikerjakan sebagai berikut :
(1)       Sebatang besi dihubungkan dengan tiang listrik, atau dengan pipa air leding.
(2)       Kemudian besi tersebut dijatuhkan ke kawat listrik yang putus tadi.  

b)         Bila korban telah terlepas, maka pertolongan seterusnya tergantung dari gejala yang dihadapi, dan yang perlu diperhatikan adalah pernapasan dan denyut nadi korban. Bila tidak ada segera lakukan pertolongan pernapasan (Breathing) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP), sampai tanda-tanda hidup atau tidak berhasil.
3)         Perawatan lanjutan.

a)         Bilamana masih ada tanda hidup (muka kemerahan, bernapas dan ada denyut nadi) :

(1)       Berikan rangsangan dengan bau-bauan
(2)       Berikan minum bila sudah sadar
(3)       Korban diletakkan pada posisi sisi miring
(4)       Laksanakan evakuasi dengan segera.

b)         Bilamana Resusitasi Jantung dan Paru gagal, dengan ketentuan :
(1)       Tetap tidak sadar
(2)       Henti napas
(3)       Henti jantung.

Maka korban diperbolehkan untuk medapatkan perawatan sebagai jenazah.



17.       Evaluasi.

a.         Jelaskan gejala-gejala trauma listik !
b.         Jelaskan penanganan trauma listrik !
c.         Sebutkan perawatan trauma listrik.











BAB V
PENANGANAN LUKA BAHAN KIMIA



18.       Umum.           Penanganan luka kimia berupa pertolongan di lapangan, evakuasi korban serta perawatan kesehatan merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh Kesehatan TNI Angkatan Darat. 


19.       Penanganan Korban Akibat Bahan Kimia.

a.         Chemical agent / agensia kimia syaraf.
           
1)         Jenis :

a)         Tabun.    Bentuk Cairan coklat / Kabut tak berwarna.

            b)         Sarin.    Bentuk  Gas tidak berwarna.

            c)         Soman.    Bentuk Gas tidak berwarna.

b)         Absorpsi.       Melalui seluruh permukaan tubuh, kulit, mata maupun jalan napas setelah disebarkan dalam bentuk kabut. Yang diserang adalah enzym acetylcholinesterase yang dalam keadaan normal menghidrolisa acetylcholine, mengakibatkan gangguan syaraf parasimpatik dan mengganggu otot halus.

2)         Pengobatan.
           
a)         Simtom.    Pupil mengecil.
           
(1)       Meracuni Ringan ( Mild Poisoning ) : Hidung berair, sakit kepala tiba-tiba, kesulitan penglihatan, kesulitan bernapas, kejang perut, nausea, bradycardia/tachycardia.

(2)       Moderate Poisoning            : peningkatan gejala mild poisoning. Beberapa gejala Disoriented, dyspneau, batuk, pupil kecil sekali, mata merah dan berair, vomiting, kejang, kegagalan pernapasan dan bradycardia.

b)         Pengobatan.

(1)       Pra Pengobatan : Carbamate Anticholinesterase seperti Pyridostigmine 30 mg/8 jam, untuk 4 – 5 hari.

(2)       Terapi Lanjutan  : Atropin, Oximes, Anti Consulvant.

c)         Emergensi di lapangan.     2 mg Atropin + Oxime dan atau Anti Consulvant.

b.         Agensia lepuh (Blister Agent).      Digunakan untuk pasukan yang terlindung dengan baik / sulit untuk dihancurkan. Dapat mengkontaminasi seluruh benda yang ada disekitar pasukan dengan tingkat bahaya yang lama. Berakibat senacam luka bakar / lepuh disetiap kontak dengan anggota tubuh baik melalui pernapasan, pencernaan dan kulit serta mata.

1)         Jenis.

a)         Sulphur mustard.     Proteksi dengan peralatan proteksi lengkap.

b)         Nitrogen mustard.    Mustard dapat dengan mudah menembus jaringan manusia dengan sejumlah besar material dan sangat persisten ( daya tahan tinggi ). Ketika tercampur air Mustard berubah menjadi Poly Alkohol dan HCl yang masih tetap berbahaya bagi kulit

                        2)         Proteksi :

                                    a)         Gunakan perlengkapan nubika secara lengkap.
                                    b)         Tidak ada obat untuk mencegah Mustard.

                        3)         Terapi :

a)         Tidak ada pengobatab spesifik untuk mengatasi luka akibat Mustard, laksanakan dekontaminasi.

b)         Terapi diberikan berdasarkan :

(1)       Gejala yang tampak.
(2)       Cegah Infeksi.
(3)       Tingkatkan penyembuhan.

4)         Dekontaminasi.

a)         Bersihkan dengan air di bagian tubuh yang terkena Mustard.

b)         Pada luka bersihkan dengan Larutan Chlorine 3000 – 5000 ppm.

            c.         Agensia cekik / Lung Damaging Agent.

                        1)         Jenis.

                                    a)         Phosgene, gas tak berwarna ~ COCl 2
                                    b)         Diphosgene, gas tak berwarna ~ ClCOOCCl 3.

                        2)         Proteksi.         Dengan memakai respirator.

3)         Aksi.   Membentuk HCl di alveoli ~ Alveoli penuh dengan cairan 12 – 24 jam setelah terkena ~ Pulmonary Oedema.

4)         Simtom    : Batuk, rasa sakit di dada, muntah ,mual dan sakit kepala.

5)         Pengobatan.

a)         Istirahat ½ duduk dan tetap hangat.

b)         Penenang :   30 – 60 mg Codein. Kontraindikasi :Barbiturat, Atropin, Analeptics dan Anti Histamin.

c)         Oksigen ( O 2 ).
d)         Antibiotik :     Anti Mikrobial
e)         Steroid :         Corticosteroid ~ Dexamethasone dll.
                                     f)         Agensia darah / Blood Agent.
                        1)         Jenis.
                                    a)         Hidrogen Cyanida, tak berwarna ~ HCn
                                    b)         Cyanogen Chloride, tak berwarna ~ CnCl
                        2)         Proteksi.         Gunakan Respirator.
                        3)         Simtom.
                                    a)         Kejang setelah 20 – 30 detik.
                                    b)         Penghentian pernapasan setrelah 1 menit.
                                    c)         Kegagalan jantung setelah beberapa menit.
                        4)         Pengobatan.
a)         Methaemoglobin ( Met Hb )
b)         yang mengikat ion Cyanida.
(1)       Amyil Nitrit.
(2)       Sodium Nitrit.
                                    c)         Hydroxocobalalamin.
                                    d)         Dicobalt Edetate.

e.         Evakuasi Korban Luka Bahan Kimia.     Korban yang luka atau sakit akibat bahan kimia harus segera diungsikan setelah mendapat pertolongan pertama.  Evakuasi aeromedis menjadi pilihan utama dengan tetap dijaga oleh tenaga medis / paramedis yang menguasai evakuasi aeromedis, terutama untuk pasien yang terpengaruh dengan perbedaan tekanan udara.  Sarana Evakuasi harus bebas dari kontaminasi bahan kimia.   Beberapa sarana evakuasi berupa :

            1)         Personel.
            2)         Ambulan Darat.
1)            Ambulan Udara.
4)         Kapal Laut / Transparan
20.       Evaluasi.

a.            Jelaskan penanganan korban akibat bahan kimia !
b.            Sebutkan jenis-jenis bahan kimia.




BAB VI
PENANGANAN PENDARAHAN


21.       Umum
a.           Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluhnya yang disebabkan oleh karena kerusakan dari pembuluh darah tersebut.
b.           Sebagaimana kita ketahui, sistem peredaran darah terdiri dari :
1)         Jantung
2)         Pembuluh darah arteri (pembuluh darah nadi)
3)         Pembuluh darah rambut (Kapiler)
4)         Pembuluh darah balik (Vena)
Sistem peredaran darah ini merupakan sistem yang tertutup, darah dialirkan dan diedarkan oleh karena adanya denyut jantung. Dengan demikian terjadi pembagian jumlah darah yang merata di seluruh tubuh (jaringan). Bila terjadi perdarahan, volume darah akan berkurang, maka seluruh jaringan tubuh termasuk otak akan kekurangan oksigen dan makanan, sehingga bisa terjadi shock, yang bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kematian.
c.         Tergantung daripada pembuluh darah yang rusak, maka dapat terjadi :
1)         Perdarahan pembuluh darah nadi
2)         Perdarahan pembuluh darah rambut
3)         Pembuluh darah balik

22.       Jenis-Jenis Pendarahan.   Letak daripada pembuluh darah bermacam-macam, ada yang terletak dekat dengan permukaan tubuh, dan ada juga yang jauh, tergantung letak pembuluh darah yang rusak dan ada tidaknya kerusakan permukaan tubuh, maka perdarahan dibagi atas 2 macam :

a.         Perdarahan Keluar Tubuh (External Hemorrhage).     Adalah perdarahan yang tampak nyata keluar dari tubuh, dan pada umumnya perdarahan ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah yang letaknya dekat dengan permukaan tubuh. Permukaan tubuh itu sendiri mengalami luka pula kerusakan hingga darah dapat mengalir keluar.

b.         Perdarahan  di Dalam / ke Dalam Tubuh (Internal Hemorrhage) Adalah perdarahan yang terdapat di dalam tubuh, dan perdarahan itu tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat keluar dari tubuh. Pada umumnya perdarahan ini disebabkan karena kerusakan pembuluh darah yang letaknya di dalam tubuh seperti perdarahan di dalam rongga dada, rongga perut, di paru-paru, otak dan sebagainya. Bisa juga karena kerusakan pembuluh darah yang letaknya dekat dengan permukaan tubuh tapi tidak disertai dengan kerusakan pada permukaan tubuh, maka pada daerah tersebut darah tidak dapat keluar mengalir. Ini terjadi apabila salah satu anggota badan terkena pukulan atau benturan yang cukup keras (lengan atau paha), sehingga pembuluh darah dalam anggota tubuh tersebut rusak, maka akan terjadi perdarahan yang menimbulkan pembengkakan. Karena hal-hal tersebut di atas, maka perdarahan di dalam / ke dalam tubuh tidak tampak nyata. Tanda-tanda lain, adanya perdarahan yang keluar dari hidung, mulut atau telinga, dan juga pembengkakan dari anggota badan.
23.       Teknik Penghentikan Pendarahan.
a.         Perdarahan di Dahi.            Tekanlah pembuluh nadi di pelipis.
b.         Perdarahan di sekitar Mulut.    Tekanlah pembuluh nadi di rahang bawah.
c.         Perdarahan di Kepala atau Leher.   Tekanlah pembuluh nadi di leher (arteri karotis). Ingat, jangan sampai mencekik leher korban.
d.         Perdarahan pada Pundak atau Lengan Atas.   Tekanlah pembuluh nadi di belakang tulang selangka, baik dengan menekan pada tulang selangka atau pada tulang rusuk pertama. Biasanya penekanan pada tulang rusuk itu menyebabkan rasa sakit pada penderita.
e.         Perdarahan pada Lengan Atas atau Siku.   Tekanlah pembuluh nadi pada kira-kira pertengahan sebelah lengan atas, pada tulang lengan atas.
f.          Perdarahan pada Lengan Bawah.              Tekanlah pembuluh nadi di lekukan siku bagian depan.
g.         Perdarahan pada Tangan.   Tekanlah pembuluh nadi padapergelangan tangan bagian depan.
h.         Perdarahan pada Paha.     Tekanlah pembuluh nadi pada kira-kira pertengahan pelipatan paha bagian depan. Karen aletak dari pembuluh nadi paha (Femoralis) di sini sangat dalam, apalagi bila korban gemuk atau otot-ototnya kuat, maka penekanan tidak dilakukan dengan jari, melainkan dengan kepalan tangan dan dibantu dengan tangan lainnya yang menekan di atas kepalan tangan tadi.
i.          Perdarahan pada Tungkai Bawah.  Tekanlah pembuluh nadi pada pelipatan utut bagian belakang dengan kepalan tangan, sambil menekan lutut di depan dengan tangan yang lain, sehingga dengan demikian arteri poplit terhimpit.
j.          Perdarahan pada Kaki. Tekanlah pembuluh nadi dengan cara memegang dan menekan sedikit di atas pergelangan kaki.


24.       Teknik Pemasangan Infus. 

a.            Vena yang dipilih.

1)            Vena berukuran lebih besar dari pada jarum infus.
2)            Lokasi sedistal mungkin.
3)            Pilih vena yang lurus, hindari percabangan.
4)            Hindari persendian.

b.         Tempat Menusukkan Jarum.    Antara lain seperti pada penyuntikan intra vena.

c.         Pelaksanaan.

1)        Anggota badan yang akan diinfus dibendung / stuwing dengan menggunakan karet pembendung sehingga vena terlihat jelas.

2)        Menghapus hamakan kulit dengan kapas alkohol.

3)        Menusukkan jarum infus ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah ke atas, bila darah mengalir ke dalam pipa infus, menandakan jarum masuk tepat ke dalam vena, karet pembendung dilepas, kemudian penjepit (klem / di longgarkan untuk melihat kelancaran cairan mengalir.

4)        Menghitung tetesan cairan sesuai dengan instruksi.

5)          Merekatkan pangkal jarum dengan plester pada kulit.

6)          Memasang bidai bila diperlukan.

7)            Merapikan pasien.

8)            Membereskan alat-alat.

9)            Membuat daftar pengawasan infus.

d.         Hal yang perlu di perhatikan pada Tahap Pelaksanaan.

1)         Sterilitas harus tetap diperhatikan.

2)         Mengawasi reaksi pasien selama suntikan / pemasangan infus.

3)         Fiksasi jarum infus harus baik.


25.       Terapi Cairan Intra Vena.

a.         Pemeriksaan Sistem Sirkulasi.    Sebelum melaksanakan pemberian cairan intra vena kita harus mengetahui terlebih dahulu:

b.         Tujuan Pemberian Cairan Intra Vena:
1)         Untuk mengembalikan/menggantikan cairan tubuh yang hilang.
                        2)         Sebagai pengobatan.
                        3)         Sebagai pengganti makanan untuk pasien yang tidak dapat/tidak boleh makan/minum (dipuasakan).

c.         Penyebab Kehilangan Cairan Tubuh sebagai berikut:

1)         Pendarahan yang hebat.
2)         Diare disertai muntah-muntah yang hebat/muntaber.
3)         Keadaan suhu tubuh yang tinggi.
4)         Keadaan pasien mogok makan dalam waktu yang lama.
5)         Luka bakar yang hebat.

d.         Indikasi Terapi Cairan Intra Vena

                        1)         Dehidrasi.
                        2)         Shock.
                        3)         Intoksikasi berat.
                        4)         Pra dan pasca bedah tertentu.
                        5)         Keadaan suhu tubuh yang tinggi.
                        6)         Luka bakar yang hebat.
                        7)         Sebelum pemberian transfusi darah.
                        8)         Yang memerlukan pengobatan tertentu.
                        9)         Yang tidak boleh makan dan minum (dipuasakan).

e.         Secara Umum Terapi Cairan di berikan kepada Pasien yang didapatkan karena Gejala- gejala sebagai berikut:

1)         Hipotensi  yaitu sistolik < 90 mmHg atau turun +  30 mmHg dari semula.

2)         Tachikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100  x/menit, kecil, lemah tak teraba (nadi cepat dan kecil).

3)         Pernapasan cepat dan dangkal.
4)         Kesadaran menurun.
5)         Pada pasien yang shock dan dehidrasi:

1 komentar: